Kamis, 09 Mei 2013

cerita pendek persahabatan


Malam itu… Di sebuah kamar yang tenang dan sunyi, terdapat seorang gadis remaja yang hampir berusia 17 tahun,tepatnya besok pada tanggal 08 Oktober 2011. Yaa…Melati namanya, Melati sosok gadis yang cantik,ceria, dan sangat baik,selain itu ia juga pandai,karna kepandaianya ia menjadi ketua OSIS di sekolah. Melati hidup dari keluarga yang sederhana, Ia hanya tinggal bersama Sang Mama karna Ayahnya telah meninggal saat ia duduk di bangku SMA. Namun hal itu tidak maembatasi keinginannya untuk menjadi seorang anak yang dapat menjadi kebanggaan Mamanya. Malam itu Mamanya mengetuk pintu kamar Melati..(tok..tok..tok).“ Iya Ma.. sebentar… ” Melati membuka pintu kamarnya.“ Kamu belum tidur Nakk ? ” Tanya Mama Melati.“ Belum Ma…Mama sendiri kenapa belum tidur? ” Tanya Melati.“ Iya Mel… Tiba-tiba Mama ingin cerita-cerita sama kamu…”
Mama Melati pun akhirnya bercerita tentang kebanggannya
Terhadap anak semata wayangnya tersebut. Sampailah pada saat Mama Melati mengingatkan Melati akan pesan Ayah Melati sebelum meninggal.
Ayah Melati pernah berkata “ Anakku Melati yang Ayah sayangi…Ayah ingin berpesan kepadamu,bahwa apapun yang terjadi nanti,tetaplah kamu menjadi anak yang solehah dan senantiasa bertawakal pada Allah SWT”. Dan kini di usianya yang hampir menginjak usia 17 tahun dengan hanya menunggu hitungan jam, Mama Melati pun mengharapkan hal yang sama.“Iyah Maa… melati pun akan selalu berusaha untuk menjadi apa yang kalian harapkan,dukung Melati dan Do’a kan Melati selalu ya Maa” Ucap Melati.
Mama Melati pun mengecup kening anaknya dan senantiasa menemani Melati hingga tertidur pulas. Hingga tepat pukul 00.00 WIB. Mama Melati adalah orang pertama yang mengucapkan “Selamat Ulang Tahun Anakku Melati,Mama akan selalu menyayangimi apapun keadaanmu”
Malam pun berlalu dengan indah.
Hari berganti, Pagi pun tiba… melati sudah sampai di sekolah. Melati sedikit kecewa dan merasa sedih karna teman-temannya bersikap biasa saja, seakan-akan tidak ada yang tau bahwa hari itu adalah Hari Kelahirannya.
( Teettererewww ) Bel istirahat pun berbunyi. Seperti biasa Melati,Nana,Emy,Tias,dan Shona pun melaksanakan sholat dhuha yang dipimpin oleh Melati. Usai sholat mereka ke kantin bersama…
Dan semuanya tetap sama, tak ada yang mengingat hari penting bagi Melati. Hingga bel pulang berbunyi ( Tet…Teret… tereeettt… ).
          Semua murid pun pulang terkecuali anak-anak OSIS seperti Ryan,Melati,Nana,Emy,Tias,Shona, dan Syaiful, karna akan diselenggarakanya rapat OSIS yang di pimpin oleh Melati. 
“Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih atas kehadiran kalian semua untuk membahas rapat lanjutan yang minggu lalu, di mohon perhatian dan kerjasamanya ya… Pertama-tama kita akan membahas…”(cletuuukk) situasi tidak setenang yang diharapkan, Ryan dan Syaiful malah bercanda lempar-lemparan pulpen. “Ihh, Ryan udah dong bercandanya, hemat waktu nihh” Ucap Shona. “Idihh, orang si Syaiful tuh yang rese” Bela Ryan. “Aduuuhh… Lo berdua tuh yang rebut,berisik tau…” Ucap Emy. “ Bener tuh Shon, mentang-mentang Syaiful cowo lo, Ryan doang yang di salahin” Kata Tias membenarkan. Nana hanya diam bahkan anteng tidak berkata apa-apa karena ia sedang main Facebook. “Aduuuhh, Udah dong jangan pada rebut jadi lama rapatnya nanti” Ucap Melati dengan nada yang lembut. “ Yaudah Mel,lanjutin rapatnya” Kata Tias. Rapat pun di mulai kembali. “Jadi gini pertama-tama…”(Tetoy…Tetoy…Tetoy…) Ucapan Melati terpotong karma bunyi dering SMS dari HP Shona.”Upzzz,Sorry Mel,lupa silent” Ucap Shona dengan sungkan. “ Ahhellah, Gimana seh lo…payah banget” Kata Emy. “ Udahh dehh Mi…jangan di perpanjang” Ujar Tias. “ Duhh,dimohon banget ya keseriusanya kepala Melati udah mulai pusing nihh,kalau tetep ndak ada yang serius Melati keluar ajah dari ruangan ini dan rapat akan diundur minggu depan” Ancam Melati.
( Ruangan Sunyi ) “ Yaudah Mel, Lanjutin lagi ajah rapatnya ” Kata Ryan. “ Okehhh, jadi… pertama-tama kita…” “Ahhhh sialll, Status gue nggak ada yang ngllike” Ucapan Melati kembali terpotong karna teriakan Nana. Semua mata pun tertuju pada Nana. “Upzzz,Mel…sampai dimana tadi rapat kita ?” Tanya Nana dengan polosnya. “ Udah sampe STATUS LO NGGAK ADA YANG NGELIKE NA ” Ucap Melati dengan marah dan segera meninggalkan ruangan itu. Teman-teman Melati justru tertawa kecil melihat kejengkelan Melati. Saat Melati membuka pintu…(engg…innggg…engggg)
“ SURPRIZZEEE !!! ” Ucap semua teman sekelas Melati, bahkan ada beberapa guru dan wali kelas Melati pun ikut memberi kejutan pada Melati, ternyata semua ini sudah di rencanakan oleh sahabat-sahabat Melati. Mereka membawakan Melati sekotak kue lalu menyanyi bersama-sama. “Selamat Ulang Tahun kami ucapkan…Semoga Sejahtera Sehat Sentosa…Selamat Panjang Umur dan Bahagia…(disusul dengan nyanyian) tiup lilinya… tiup lilinya… sekarang juga… sekarang juuuga… Melati sangat bahagia saat itu. Namun tidak di duga-duga saat Ia hendak meniup lilinya, Ia merasakan pusing yang semakin menjadi-jadi. Ia tidak sadarkan diri seketika setelah meniup lilinya. Beberapa sahabat,teman dan gurunya pun terkejut dan memutuskan untuk membawa Melati ke rumah sakit terdekat dan menghubungi Mama Melati.
Sesampainya di rumah sakit, dokter langsung menangani Melati dengan cepat bahkan Melati langsung melakukan berbagai macam test Laboratorium. Tak lama Mama Melati pun datang, teman-teman Melati pun pulang karna di UGD hanya di izinkan untuk beberapa orang. Mama Melati pun menunggu Melati dengan di temani oleh Wali Kelas Melati. Sesaat Dokter pun keluar dan ingin berbicara pada Mama Melati tentang hasil Laboratorium diagnosis penyakit Melati. Melati yang sudah sadar pun hanya di temani Wali Kelasnya selama Mama Melati berbicara dengan Dokter.
Di ruangan Dokter suasana menjadi tegang,Mama Melati berharap dokter akan menjawab bahwa Melati hanya kecapean dan butuh cukup waktu untuk istirahat, dan benar saja hasil Laboratorium tidak sesuai yang di harapkan,Melati tervonis penyakit LEUKIMIA tanpa disadarinya selama ini, bahkan sakit kepala yang biasa diabaikanya bukan sembarang sakit biasa. Dokter memvonis masa hidup Melati hanya tinggal 3 hari. Bahkan untuk kemoterapi saja dikatakan sudah terlambat. Melati hanya diberi obat penahan rasa sakit dan diizinkan untuk istirahat di rumah. Sesampainya di rumah Mama Melati baru menyampaikan kabar duka itu… Dan memberikan Melati waktu untuk beristirahat dan menenangkan hatinya dan Mama Melati pun mempersiapkan diri untuk kehilangan Melati anak semata wayangnya yang sangat Ia cintai.
Sisa waktu sehari-dua hari dijalani melati dengan keadaan yang terpuruk bahkan Ia sampai merasa bahwa Allah tak adil terhadap dirinya,sampai-sampai Melati ingin mengakhiri hidupnya. Ia bersikap sangat tak wajar pada Mamanya,dan teman-temanya. Melati ingin membuat orang-orang yang membenci Melati agar mereka tidak merasa sakit saat kehilangan Melati.
Pada suatu malam,Melati kembali merasakan sakit yang teramat sangat,rasa sakit itu membuatnya berfikir untuk tidur saja…Saat Ia tidur pulas Ia bermimpi Sang Ayah menghampirinya dalam mimpi dan mengingatkanya akan pesan Ayah dan Mamanya serta janji Melati pada kedua orang tuanya.Mimpi itu membawakan semangat baru dalam kehidupanya.
Malam itu Ia terbangun dan memutuskan untuk sholat tahjud bersama Mamanya, usai sholat tahajud Ia tadarus bersama Mamanya hal yang dilakukan seperti biasanya. Mama Melati sangat senang melihat perubahan sikap anaknya yang kembali ceria bahkan yang seharusnya menjadi hari terakhir untuk Melati. “ Anak Mama tersayang, kamu harus kuat yahhh, jangan sedih lagi… Bagaimanapun keadaan kamu Mama akan selalu tetap menyayangimu” Ucap mama sambil mengecup kening Melati. “OKEH… Ma,Melati kuat kok, Melati kan anak Mama dan Ayah…hehehe” Canda Melati.
Waktupun terus beputar, hari ini Melati pergi ke sekolah… Teman-teman Melati menyambut kedatangan Melati dengan antusias. Hari-hari di sekolah pun dijalani seperti biasa tak ada yang ganjil dan tak ada tanda-tanda Melati merasakan sakit. Padahal mereka tahu bahwa hari itu seharusnya adalah hari terakhir mereka bersama Melati, bahkan mereka bermain gerimis disaat pulang bersama, gerimis adalah suasana yang sangat Melati senangi, Mama Melati yang mendengar kabar itu dari Wali Kelas Melati, merasa sangat bahagia…Mereka yang menyayangi Melati berharap bahwa ini adalah mukzizat untuk Melati atas keimananya yang kuat dalam menghadapi cobaan dari Allah SWT. Hari itu berlalu dengan segumpal kebahagiaan yang mengalir.
(Allah emang top dehh…)
Hari berlalu ke hari selanjutnya, semua yang menyayangi Melati pun lega,Melati masih bertahan sehat wal’afiat hingga saat itu, namun mereka pun tetap mempersiapkan diri jika kemungkinan yang terburuk itu pun tetap tiba,terutama untuk Mama Melati. Melati menjalani harinya seperti biasa. Ia tetap sekolah dan bermain bersama temanya, namun ada yang berbeda, hari ini Melati tidak begitu focus pada pelajaran Ia hanya menulis sesuatu di selembar kertas.( Teettererewww ) Bel istirahat pun berbunyi. Seperti biasa Melati,Nana,Emy,Tias,dan Shona pun melaksanakan sholat dhuha yang dipimpin oleh Melati. Saat sholat dhuha usai seperti biasa mereka saling maaf-maafan satu sama lain dan berpelukannn…
Pelukan dari Melati terasa kuat dan cukup lama. Akhirnya mereka yang menyadari hal itu menyudahi pelukan mereka, namun tak di sangka mereka mendapatkan tubuh Melati yang tak sadarkan diri. Yapzz, Allah tetap pada jalanya Ia tetap ingin Melati menemani_Nya disisi_Nya. Kini semuanya telah siap kehilangan Melati.
Rintik gerimis pun seakan ikut menangis mengiringi kepergian Melati hingga sampai ke tempat peristirahatan terakhir untuk Melati. Ternyata sesaat sebelum Melati pergi. Teman-teman Melati menemukan sebuah kertas milik Melati yang berisi sebuah puisi yang berjudul “MELATI”.




MELATI

Yaaa… Namaku adalah Melati…
Layaknya seperti bunga Melati…
Aku ingin seperti bunga Melati…
Dengan warna putihnya yang suci…
Aku ingin membuat hidupku lebih berarti…
Seperti harumnya yang selalu menghiasi…
Aku ingin hadirnya diriku selalu mewarnai…
Bila suatu saat Melati gugur nanti…
Aku ingin tak seorang pun menangisi…
Apalagi meratapi…
Aku ingin kalian yang aku sayangi…
Dapat tetap saling berbagi…
Janganlah bersedih hati…
Karna Melati tak akan pernah mati…
Melati akan tetap selalu berada di hati…
Melati percaya tak ada pertemuan yang abadi…
Karna setiap pertemuan pasti ada perpisahan…
Layaknya seperti perpisahan…
Melati pun percaya tak ada perpisahan yang abadi…
Karna setiap perpisahan pasti ada pertemuan…

12 Oktober 2011

Teruntuk kalian orang-orang yang menyayangi Melati dan yang Melati sayangi, Terima Kasih karna telah menjadi Anugerah Terindah yang pernah Melati miliki…